Sunday, 10 May 2020

Memahami Kesadaran Manusia

Photo by Alexandra Gorn on Unsplash
Saat kita tidur otak tak pernah berhenti bekerja. Rupanya tidur tak menghilangkan kesadaran kita. Bukankah orang yang tidur masih mampu merespon orang yang membangunkannya? Itulah pertanda bahwa kesadaran kita tak benar-benar hilang selama masih bernyawa. 

William James mengungkapkan bahwa pikiran adalah arus kesadaran atas berbagai sensasi, gambar, pemikiran,  dan perasaan yang berubah secara berkelanjutan. Pada saat yang sama kita bisa memikirkan enaknya makan bakso, lalu mundur ke  belakang mengenang masa-masa SMA, lalu maju memikirkan akan jadi apa kita di masa depan. Kemudian kita juga berpikir, “Ah, mikirin apa sih aku. Nikmati saja baksonya”. Itulah saat yang mana kita bukan hanya berpikir, tetapi juga memikirkan pemikiran (metakognisi). Berpikir dan memikirkan kegiatan berpikir adalah potret kesadaran.

Jadi apa sebenarnya yang disebut dengan kesadaran? Bagaimana hasil penelitian para ilmuwan?

Arti Kesadaran (Consciousness)

Kesadaran artinya keawasan atau kemampuan mengenali stimulus internal dan eksternal. Kesadaran menurut Waiten (2013) mencakup:

  1. Keawasan (awareness) terhadap kejadian di luar diri (contoh: “Ibuku baru saja menyuruhku membeli sebotol kecap”).
  2. Keawasan (awareness) terhadap kejadian di dalam diri (contoh: “Aku gelisah dan perutku terasa sakit”).
  3. Keawasan (awareness) terhadap dirimu sendiri yang mengalami pengalaman tertentu (contoh: “Kenapa hanya aku?”).
  4. Keawasan (awareness) terhadap pemikiranmu tentang pengalaman itu (contoh: “Kenapa aku konyol sekali ya?”).
Kesadaran punya dua bagian yaitu keawasan (awareness) dan tergugah (arousal). Keawasan mencakup awareness terhadap diri kita dan pengalaman dari luar. Sedangkan arousal adalah kondisi fisik yang berhubungan dengan lingkungan.

Ragam Tingkat Kesadaran

1. Kesadaran Tingkat Tinggi

Adalah kondisi saat kita sangat sadar dan aktif mengerahkan fokus/konsentrasi. Misalnya saat kamu sedang ujian dan berusaha menjawab soal demi soal. Kamu berusaha mencermati setiap kalimat dan pertanyaan yang ada di kertas itu, sejenak berpikir lalu menuliskan jawaban yang menurutmu benar.

Contoh lain kesadaran tingkat tinggi juga terjadi saat kamu berusaha menilai atau mengevaluasi kesalahanmu yang mungkin membuat adik, kakak, suami/istri, pasanganmu marah dan mendiamkanmu seharian. Kamu berpikir keras tentang apa yang sudah kamu ucap atau lakukan yang mungkin menyakiti mereka hingga marah padamu.

Dalam level kesadaran tingkat tinggi terjadi proses berpikir dan bertindak dengan kontrol yang tinggi.

2. Kesadaran Tingkat Rendah

Jika kesadaran tinggi meliputi proses yang terkontrol, kesadaran tingkat rendah meliputi proses otomatis dan melamun. Proses otomatis adalah kondisi kesadaran dengan tingkat atensi lebih sedikit.
Misalnya saat kamu chatting dengan temanmu. Secara otomatis jari-jarimu lincah mengetik kata demi kata. Kamu juga bisa melakukannya sambil mendengarkan musik, sambil mendengarkan dosenmu atau ngobrol dengan teman di sampingmu. Dengan sedikit perhatian saja kamu mampu mengetik di ponselmu.

Selain itu tingkat kesadaran rendah juga terjadi saat kamu sedang melamun. Saat melamun kamu masih sadar tetapi perhatian atau fokusmu rendah. Kamu tidak secara terkontrol mengerahkan konsentrasi pada suatu hal. Pikiranmu menerawang ke mana-mana, beralih ke alam fantasi.

Tahukah kamu? Melamun juga ada manfaatnya! Melamun menjadi bermanfaat saat kamu melakukanya sambil mengucek baju, menyetrika, mengepel lantai atau kegiatan berulang lainnya. Sambil kamu melakukan kegiatan-kegiatan itu lamunan bisa membawamu “berlayar” menuju pengalaman menyenangkan yang pernah kamu lalui atau mempertemukanmu dengan ide-ide kreatif.

3. Kesadaran yang Berubah

Adalah kondisi mental yang berbeda dari kondisi kesadaran normal. Contohnya saat seseorang berhalusinasi, terlalu lelah, dalam kondisi hipnosis dll.

4. Bawah Sadar

Adalah kesadaran yang tak kita sadari. Misalnya mekanisme otak yang tetap aktif mengendalikan organ-organ tubuh kita. Kita tidak secara sadar mengontrol atau merasakannnya kan? Namun semua itu terjadi di dalam diri kita.

5. Tidak Ada Kesadaran

Adalah kondisi saat individu berada dalam ketidaksadaran yang dalam  dan lama misalnya saat koma, pingsan atau berada di bawah pengaruh obat bius.

6. Tidur dan Terjaga

Saat sedang terjaga ada dua jenis gelombang yang muncul pada otak manusia yaitu beta dan alfa. Gelombang beta menunjukkan konsentrasi dan kesiagaan tinggi. Saat kita mulai rileks atau santai tetapi masih terjaga yang muncul adalah gelombang alfa. Di sinilah mulai muncul perasaan mengantuk.

Perasaan mengantuk akan membawa kita berlanjut ke tahap-tahap tidur jika tak segera mencuci muka atau melakukan upaya lain agar otak kembali memancarkan kesadaran tinggi  (gelombang beta).

Berikut adalah tahap-tahap tidur:

  1. Tahap 1 : mulai mengantuk. Individu bisa mengalami pergerakan otot tiba-tiba (myclonic jerks) misalnya saat kamu menahan kantuk dan kepalamu hampir ambruk ke depan kemudian kamu kaget karenanya. Saat tahap 1 tidur ini, gelombang otak bergeser dari alfa ke teta.
  2. Tahap 2 : aktivitas otot menurun, individu tidak sadar dengan kondisi sekitarnya. Gelombang teta berlanjut di sini, berselang seling dengan adanya peningkatan frekuensi gelombang yang tiba-tiba (sleep spindles). Tahap tidur 1 dan 2 termasuk tahap tidur ringan sehingga orang masih mudah dibangunkan.
  3. Tahap 3 dan 4 : gelombang delta dimulai. Gelombang delta adalah gelombang paling pelan degan amplitudo tertinggi selama tidur. Ini adalah kondisi tidur paling dalam sehingga orang sulit dibangunkan. Di tahap ini pula bisa terjadi fenomena bicara saat tidur (mengigau), berjalan sambil tidur dan mengompol.
  4. Tahap 5: tidur REM (Rapid Eye Movement). Ini adalah tahapan tidur yang aktif. Orang sebenarnya dalam keadaan menuju bangun. Namun justru dalam kondisi inilah orang mengalami mimpi yang seolah nyata sekali. Pola gelombang otak pada tahap ini mirip seperti saat kondisi kita sedang rileks dalam keadaan terjaga. Ciri tahap REM adalah orang yang tidur, matanya terpejam agak sedikit terbuka,b matanya akan terlihat bergerak naik-turun dan ke kiri-kanan.
Kelima tahap tidur tersebut membentuk siklus tidur. Jadi dari tahap satu ke tahap lima, akan kembali lagi dimulai dari awal. Satu siklus berlangsung selama 90-100 menit.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa tidur bukan aktivitas tunggal yang statis. Selama tidur kita melalui beberapa tahapan dan siklus berulang dengan tingkat aktivitas gelombang otak yang berbeda-beda. Dari fenomena tidur kita belajar bahwa kesadaran tidak sesederhana bisa dibagi dua yaitu sadar dan tidak sadar saja.

Sadar ada dalam sebuah rentang atau kontinum. Kesadaran kita bergeser naik dan turun, bukan ada dan tiada. Keren ya, Tuhan menciptakan kita...

Apakah tulisan ini cukup membantumu memahami kesadaran manusia? Tulis di kolom komentar ya!

Referensi

Weiten, W. (2013). Psychology Themes and Variation Ninth Edition. Belmont: Wadsworth Cengage Learning.

0 comments:

Post a Comment