Stres adalah kejadian umum yang pasti pernah dirasakan setiap orang. Faktor pekerjaan, perkuliahan, bahkan anak sekolahan juga tidak lepas dari kemungkinan stres.
Stres sendiri dalam kacamata psikologi adalah hal yang normal dialami. Ada dua jenis stres yang mungkin kita alami yaitu distress dan eustress. Distress adalah "stres sesungguhnya" yang membawa dampak buruk bagi seseorang. Keadaan tertekan yang mungkin menyebabkan seseorang merasa tak punya banyak pilihan, sedih, kacau, tak berdaya dan lain sebagainya. Sedangkan eustress adalah sisi lain dari tekanan hidup yang mungkin menimpa. Eustress adalah "stres baik". Dialah stress yang kita perlukan sebagai tanda bahwa kondisi psikis kita sehat.
Contoh sederhana dari eustress adalah stres yang dialami oleh anak sekolah menjelang Ujian Nasional. Adalah hal yang wajar jika anak-anak mengalami stres semacam itu. Eustres jelang ujian akan menjadi penggerak bagi mereka untuk menemukan cara mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan. Agar mereka tidak tertekan karena merasa belum siap menghadapi soal-soal ujian, anak-anak belajar dengan giat bahkan beberapa diantaranya mengikuti les, khusus untuk menyambut Ujian Nasional. Dengan begitu, eustres adalah kondisi menekan yang memang diperlukan dan mengarah pada kebaikan.
Lalu, bagaimana dengan distress ?
Distres adalah stress sebenarnya yang sering kita sebut dengan istilah 'stres' saja. Distres dimaknai sebagai kondisi stres yang merugikan, mengganggu, dan perlu diatasi. Contohnya, stres yang dialami pekerja karena jam kerja yang tidak proporsional, tuntutan deadline pekerjaan yang tidak diimbangi dengan waktu istirahat yang cukup. Keadaan seperti itu mungkin saja menghasilkan kejenuhan luar biasa yang sulit dijelaskan oleh orang tersebut. Lebih lanjut, distres berdampak pada turunnya produktivitas saat bekerja.
0 comments:
Post a Comment