Tuesday, 28 July 2015

Ketika Aku Ingin Dipuji : Jaga Hati dari Riya’

Manusia memang makhluk yang terlahir seperangkat dengan bermacam keinginan. Termasuk keinginan untuk “dilihat” atau dipandang baik, supaya mendapat pujian dari orang lain. Waspadalah ! Istilah dalam Bahasa Arab untuk sesuatu yang dikerjakan dengan tidak ikhlas serta ingin dipuji orang lain disebut riya’. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah banyak mengingatkan kita untuk menjauhi riya’ karena ia sangat merugikan.

Misalnya, saat  bersedekah dengan orang yang membutuhkan dengan maksud agar dianggap sebagai orang dermawan, waspadalah ! itu berarti benih-benih riya’ tumbuh dalam hatimu !

“Janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia. (QS. Al Baqoroh : 264)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa adanya keinginan untuk “dilihat” oleh orang lain saat kita bersedekah, justru menghilangkan pahala sedekah yang seharusnya bisa kita dapat. Riya’ dalam kasus itu termasuk jenis riya’ yang tampak. Riya’ yang tampak adalah yang dibangkitkan oleh amal yang dibawanya.

Jenis lain dari riya’ adalah riya’ tersembunyi. Riya’ tersembunyi yaitu, suatu amal yang sebenarnya ditujukan   kepada Allah terasa ringan dijalankan saat ada orang lain (ingin dianggap baik). Pennyakit hati jenis ini sering tidak disadari oleh manusia.

Contoh riya’ tersembunyi misalnya, saat seseorang biasanya merasa malas solat dhuha, namun kemudian menjadi ringan mengerjakannya karena ada teman yang bermain di rumahnya. Jika tidak ada orang yang melihat, dia kembali malas solat dhuha. Ketika ada orang lain yang melihat kebaikan yang diperbuatnya, dia merasa senang bahkan bersemangat. Namun saat tidak ada orang yang melihat, dia merasa berat untuk berbuat kebaikan. Itulah riya’ yang tersembunyi.

Berikut ini lima hal yang termasuk kategori riya’ :
1.       Pelaku ibadah yang sengaja memperlihatkan amal kebaikannya
2.       Pimpinan yang ingin mendapat sanjungan dari bawahannya
3.       Dosen atau guru yang merasa lebih pandai dari muridnya
4.       Siswa atau mahasiswa yang merasa ilmuanya sudah banyak
5.       Ilmuwan yang ingin dihormati, disanjung dan dipuji

“Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya hanya untuk mencari ridho Allah azza wajalla, tetapi ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan kedudukan atau kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga nanti pada hari kiamat”. (Hadist Riwayat Abu Daud)

0 comments:

Post a Comment