Fakultas Psikologi Universitas Airlangga dalam rangkaian acara perayaan hari jadinya yang ke-32 menyelenggarakan Kelas Inspirasi. Dalam kegiatan tersebut, diundang 32 alumni yang telah berhasil meniti karir hingga mencapai kesuksesan. Program yang diikuti oleh seluruh mahasiswa psikologi UNAIR ini, digelar dengan tujuan meluaskan wawasan serta menebar inspirasi bagi para pesertanya.
Tahun ini mahasiswa angkatan 2014 hingga 2011 adalah pesertanya. Kelas Inspirasi dilaksanakan selama dua hari (9-10 Mei 2015) dalam 3 sesi. Masing-masing kelas diikuti kurang lebih 50 mahasiswa dengan satu pembicara (baca:inspirator).
Saya menjadi salah satu yang merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan ini. Pada kelas sesi pertama, inspiratornya adalah Deputi CEO salah satu perusahaan ternama. Salah satu produk dari perusahaan tersebut adalah kopi yang sangat akrab di telinga masyarakat.
Beliau mengawali penjelasan dalam Kelas Inspirasi dengan menceritakan pengalamannya saat masih awal bekerja di perusahaan serta sempat beberapa kali berpindah tempat kerja karena adanya ketidak cocokan yang dirasakan. Dengan gaya bercerita yang dipadukan dengam humor, pria ini menghidupkan semangat pagi dalam Kelas Inspirasi yang dimulai pukul 08.00 WIB.
Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan pentingnya penguasaan keterampilan di luar apa yang telah diajarkan di bangku kuliah. Menurutnya, dunia kerja mengharuskan kita memiliki wawasan yang luas, siap bekerja keras serta memiliki semangat berkontribusi bagi perusahaan (baca:tempat kerja). Lebih lanjut beliau menyampaikan, umumnya mahasiswa enggan mempelajari ini dan itu karena merasa tidak memerlukannya. Padahal, seringkali apa yang mereka remehkan ternyata sangat dibutuhkan saat sudah memasuki dunia kerja.
Pekerjaan menurutnya ibarat sebuah panggung. Saat panggung tidak digunakan dengan baik oleh seorang penampil, maka panggung itu akan diambil orang lain. Artinya, seorang pekerja tanpa kesiapan kemampuan kerja yang memadai pasti sulit mempertahankan pekerjaan yang dimilikinya karena ada sumber daya lain yang memiliki kualitas lebih tinggi yang siap bersaing dan mengambil alih posisinya.
Dijelaskan juga pentingnya mengikuti pelajaran di kelas selama masa kuliah dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan pengalamannya, beliau menyimpulkan bahwa kuliah memang tidak mampu menyiapkan mahasiswa secara total menuju dunia kerja. Tetapi, kuliah ibarat perguruan shaolin yang mengajarkan jurus dasar. Misalnya, pukulan satu-dua-tiga dengan berbagai posisi. Saat si pendekar shaolin beraksi melawan penjahat misalnya, dia tentu tidak menggunakan hitungan-hitungan seperti diajarkan di perguruan itu. Pendekar akan memadukan ilmu-ilmu dasar tersebut untuk menakhlukan lawan. Artinya, pembelajaran yang didapat di bangku kuliah sangatlah penting. Ilmu yang diperoleh adalah landasan berpikir yang nantinya diterapkan dalam dunia kerja.
Kemudian, alumni S-1 Psikologi UNAIR ini melanjutkan materi dengan menyampaikan perbedaan rekrutmen dan seleksi, ulasan tentang Human Resource and Development (HRD), pentingnya memahami hukum ketenagakerjaan, serta bagaimana menjadi pemimpin yang baik.
Satu setengah jam berlalu, Kelas Inspirasi sesi pertama ditutup dengan pesan "Do the best now, praktikan apa yang kamu dapat di kelas secepatnya !". Kelas Inspirasi memang sesuai dengan namanya, memberi inspirasi bagi pesertanya. Cerita yang disampaikan oleh narasumber yang telah berpengalaman, dengan gaya yang menarik tentu mampu menyuntikkan energi baru. Semangat pantang meyerah untuk meraih masa depan yang indah.
0 comments:
Post a Comment