Thursday 7 May 2020

Lulusan Psikologi Bisa Kerja Apa?

Kerja apa saja bisa. Kamu bisa jadi apa pun yang kamu mau kecuali untuk jenis pekerjaan yang memang tergantung dengan kesesuaian pendidikan. Misalnya guru SD, secara formal seharusnya adalah lulusan Pendidikan Guru SD. Begitu pula dengan dokter, haruslah seorang sarjana kedokteran.

Apakah kamu adalah lulusan SMA yang sedang menerka-nerka prospek kerja jika kuliah jurusan psikologi? Ataukah kamu adalah mahasiswa psikologi yang galau tentang masa depan dan kepastian pekerjaan?

Ada baiknya sejenak kita pikirkan, apakah tujuan pendidikan tinggi adalah mendapatkan pekerjaan? Apa iya kuliah itu hanya untuk mencari pekerjaan?

Antrean Pencari Kerja
Iya, tetapi itu bukan satu-satunya tujuan. Tujuan pendidikan sebenarnya adalah memperluas wawasan agar kita bisa hidup dengan kebermanfaatan. Menjadi bermanfaat bisa dilakukan bukan hanya dengan mencari pekerjaan tetapi juga menciptakan pekerjaan. Bahkan bermanfaat itu juga bisa kamu lakukan tanpa embel-embel pekerjaan, misalnya dengan berhati baik dan rajin menolong.

Di zaman yang katanya sudah maju ini, apa saja bisa kita lakukan kan? Internet dan segala kejajaiban yang diusungnya memberi kita ruang untuk menyalurkan segala potensi yang kita miliki. Maka bebaskan dirimu dari keumuman.

Tak ada salahnya kamu membaca artikel ini dan menyimak profesi-profesi yang umum djalani oleh para lulusan psikologi. Namun jangan sampai semua profesi itu justru membatasi pikiranmu. Siapa tahu kita ternyata punya potensi lebih dari itu. Siapa tahu kita ini tak harus mengikuti jalan profesi yang sama dengan mereka. Siapa tahu kita justru bisa menemukan dan menciptakan jalan-jalan baru yang tak kalah bermanfaatnya!

Jadi, apa saja profesi yang umum dijalani oleh lulusan S1 Psikologi?

1. Staf Human Resource and Development (HRD)

Setiap perusahaan atau organisasi umumnya punya sebuah departemen yang bertanggung jawab mengurus dan mengembangkan SDM yang bekerja di sana. Departemen itu disebut dengan istilah HRD.

Di dalam departemen itu sendiri mereka melaksanakan fungsi yang beragam seperti, rekrutmen dan seleksi karyawan, pengembangan organisasi, talent management, pelatihan atau training dan sebagainya sesuai kebutuhan masing-masing organisasi.

Dengan pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan memahami manusia yang dipelajari selama kuliah, lulusan psikologi menjadi salah satu yang dibutuhkan untuk menjadi staf HRD. Selain lulusan psikologi departemen HRD umumnya juga diisi oleh lulusan S1 Manajemen dan S1 Hukum.

2. Staf Biro Konsultasi Psikologi

Kantor-kantor konsultasi psikologi yang biasanya menawarkan jasa psikotes, seminar, training dan konsultasi, juga membutuhkan lulusan S1 Psikologi. Mereka biasanya bertugas mendukung (menyiapkan dan ikut membantu pelaksanaan) dari proyek yang dikerjakan oleh kantor konsultasi psikologi itu. 

Staf biro konsultasi juga bertugas melaksanakan operasional atau mengurus administrasi kantor tersebut. Mereka tidak jarang juga dituntut untuk mampu melayani klien saat baru pertama datang, misalnya dengan mencatat data awal tentang apa yang mereka butuhkan.

3. Trainer

Kamu suka bicara di depan umum? Ini adalah salah satu jenis pekerjaan yang bisa dlakukan. Kamu bisa bergabung dengan institusi-institusi yang membuka lowongan pekerjaan sebagai trainer atau bahkan jika cukup percaya diri dengan kompetensi yang kamu miliki, kamu bisa melakukannya secara mandiri.

Kalau kamu mungkin cukup populer atau punya banyak koneksi, menyelenggarakan training atau kelas-kelas pelatihan bisa menjadi pilihan pekerjaan yang menyenangkan sekaligus menjanjikan.

4. Fasilitator Outbound

Senang bicara di depan umum tapi nggak mau kerja di dalam ruangan? Ingin jadi trainer tapi malas berpakaian rapi? Ingin bebas lepas tanpa batas? Menjadi fasilitator outbond mungkin bisa masuk dalam pertimbangan.

Sama seperti menjadi trainer, jika ingin menjadi fasilitator outbond kamu bisa bergabung dengan institusi penyelenggara outbond yang sudah ada atau mengadakan sendiri program sesuai idemu. Psikologi juga bisa lho dijadikan acuan untuk merancang permainan yang tidak hanya seru tapi juga bermakna.

5. Tester dan Skorer Psikotes

Sebenarnya ini adalah profesi yang diperdebatkan. Pada dasarnya lulusan S1 Psikologi tak punya kewenangan untuk mengadministrasikan alat tes psikologi. Jika kita memperhatikan buku-buku tes psikologi, bukankah di bagian bawah umumnya tertulis “Penggunaan Terbatas. Hanya Digunakan oleh Psikolog” dan pernyataan lain yang intinya sama?

Namun yang saya ketahui, saat psikotes dilaksanakan secara manual (bukan online) apalagi jika pesertanya ratusan atau ribuan, seorang psikolog tak mampu mengadministrasikannya sendirian. Mengadministrasikan di sini maksudnya adalah memandu orang mengerjakan tes dan menghitung skornya.

Ngomong-ngomong menghitung skor psikotes tidak semuanya sederhana atau langsung bisa dihitung salah benar, ya.  Ada prosedur yang berbeda-beda tergantung jenis alat tes yang digunakan.

Dalam situasi seperti itulah adanya tester dan skorer yang sudah terlatih, dari lulusan S1 Psikologi menjadi diperlukan. Demi efektivitas dan efisiensi. Setelah data hasil psikotes dikumpulkan, barulah berkas-berkas psikotes menjadi urusan para psikolog untuk menginterpretasi atau memaknai dan menyusun laporannya.

Informasi lain yang saya dapat, ada juga  yang mengatakan bahwa sebenarnya beberapa jenis tes psikologi boleh kok diadministrasikan oleh sarjana psikologi, tidak harus psikolog. Sayangnya saat ini saya belum menemukan di mana file tentang penjelasan ini pernah saya baca. Nanti kalau sudah ketemu akan saya update di sini ya.

6. Konselor

Di beberapa instansi baik pemerintah, swasta atau lembaga nirlaba, konselor punya peran yang penting. Contohnya di Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Badan Narkotika Nasional. Konselor punya tanggung jawab untuk memandu orang lain berpikir, menyadari dan memahami diri agar mampu menemukan solusi terbaik bagi permasalahan yang dihadapi.

Konselor umumnya juga ada di sekolah-sekolah. Sekolah negeri di bawah naungan Kementrian Pendidikan umumnya hanya menerima lulusan S1 Bimbingan dan Konseling sebagai guru BK. Sedangkan sekolah-sekolah di bawah naungan Kementrian Agama bisa menerima lulusan S1 BK dan S1 Psikologi sebagai guru BK.

Lain cerita dengan sekolah-sekolah swasta. Konselor sekolah swasta beragam. Ada sekolah yang hanya mau menerima lulusan S1 BK, ada yang mencari lulusan S1 Psikologi, ada juga yang konselor sekolahnya adalah Psikolog (lulusan S2 Magister Profesi Psikologi).

7. Peneliti

Punya kegemaran memikirkan banyak hal dan punya kepekaan menangkap permasalahan? Suka berburu data, menyelidiki banyak hal, berjiwa kepo, tidak mudah percaya dan merasa puas saat berhasil memahami sesuatu? Mungkin profesi ini cocok untukmu.

Lulusan S1 Psikologi juga ada yang bekerja melakukan riset market. Mereka mengumpukan data-data seputar perilaku dan kebutuhan konsumen supaya perusahaan bisa menentukan tindak lanjut yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat.

Selain riset market, ada juga lulusan S1 Psikologi yang melakukan penelitian untuk mengembangkan alat ukur psikologi dengan bekal ilmu psikometri.

Lebih lanjut agar semakin ahli sebagai peneliti sekaligus akademisi, kamu bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 Magister Psikologi.

8. Guru Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Pendidikan adalah hak semua orang, tak terkecuali mereka yang punya kebutuhan khusus. Maka lulusan S1 Psikologi yang saat kuliah memang mendapatkan pelajaran seputar kondisi dan kebutuhan ABK, dirasa tepat untuk jadi guru pendamping ABK.

Guru pendamping ABK umumnya bekerja di sekolah-sekolah umum yang merupakan sekolah inklusi (baik tingkat SD, SMP & SMA) atau di Sekolah Luar Biasa.

Itulah beberapa pekerjaan yang umum dijalani oleh lulusan S1 Psikologi. Tentu saja, jika kamu ternyata tak berminat dengan semua itu, kamu tetap punya pilihan untuk melakukan hal lain sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat. Mungkin kamu ingin jadi pengusaha? Jadi penulis? You Tuber? Blogger? Traveller? Atau mungkin kamu punya ide lain?

Buku SIDU berpesan, “You never know till you have tried”. 

Pilihan itu ada di tanganmu. Yakinlah, cobalah, tekunilah kemudian evaluasilah.

0 comments:

Post a Comment